VIDEO PROFIL SMP YPI NASRUL UMAM

VIDEO PROFIL SMP YPI NASRUL UMAM

Selasa, 15 Desember 2015

Damar Kurung, Seni yang Eksotis nan Berkelas



“Saya heran waktu anak saya yang SMP bilang kalau damar kurung pengembangan boleh digambar tidak dari samping”. Itulah kalimat pertama yang disampaikan Syaikhu Busiri saat ditemui wartawan Pesona Giri di rumahnya. Syaikhu yang sempat menemani Mbah Masmundari di tahun-tahun terakhir sebagai manajer itu mengaku prihatin dengan kondisi damar kurung yang kurang banyak dipahami beberapa peminat dan mereka yang ingin belajar melukis damar kurung saat ini.

“Damar kurung bukan sekedar karya seni lukis yang bisa dengan bebas diadopsi dalam bentuk-bentuk baru tapi justru cerita-cerita baru yang semestinya dilukiskan dalam pakem damar kurung seperti yang dilakukan Mbah”. Syaikhu yang pernah mengantarkan Mbah menggelar pameran terakhir yang dianggap paling sukses itu melanjutkan : “Lukisan Damar Kurung punya pakem-pakem yang tidak pernah dilanggar Mbah, kalau toh kita melukis dengan niat melukis damar kurung sudah selayaknya mengikuti pakem yang berlaku”. Sebagaimana dalam tayangan acara Maestro MetroTV dia bilang : “Banyak yang belajar melukis damar kurung masih terjebak dalam bentuk tiga dimensi padahal seharusnya dua dimensional penuh, itulah kehebatan Mbah Masmundari yang sulit ditandingi”. Melukis dengan menerjemahkan objek nyata menjadi lukisan 2 dimensi bukan merupakan hal yang mudah. Padahal Mbah mampu melukis apa saja dari cerita masa lalu hingga masa sekarang dalam bentuk dua dimensional penuh.

Seperti yang diceritakan Syaikhu tentang kemampuan Mbah Masmundari yang sempat membuat heran pelukis-pelukis senior adalah ketika sebelum pembukaan pameran di Jakarta Mbah sempat diajak jalan-jalan ke Sea World Ancol dan waktu pembukaan Mbah melukiskan pengalamannya di Sea World. Bagaimana Mbah melukis ikan pari, ikan cucut, udang, dan berbagai macam binatang laut dengan cara dua dimensional sempat memukau pelukis-pelukis yang hadir saat itu. Karena itu dia sempat heran dengan istilah damar kurung pengembangan.

Pakem-pakem dalam Damar Kurung digunakan untuk menyatakan aliran seni lukis damar kurung sebagaimana kubisme yang lebih menonjolkan shape dan warna yang flat. Pakem-pakem ini akan membentuk “Tata Ungkapan” seperti yang disampaikan Prof. Dr. Primadi Tabrani, koordinator Pendidikan Pasca Sarjana Fakutas Senirupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Primadi pernah menulis “Membaca bahasarupa gambar tradisi membutuhkan ‘Ilmu Bahasarupa’ antara lain ‘Tata Ungkapan’ (grammar) sebagai padanan Tata Bahasa dalam bahasakata”.

Lukisan kaca dan damar kurung teknik melukisnya sama dengan bahasarupa relief candi dan wayang beber. Gambar pensil di kertas dijiplak ke kaca, diberi warna dan dilihat dari sebalik kaca tersebut. Jadi ‘arah lihat’ gambar damar kurung ‘terbalik kiri kanannya’ dibanding dengan relief candi dan wayang beber. “Arah lihat” ini yang menentukan berbagai “grammar”.

Kalau kita lihat karya awal Mbah Masmundari antara tahun 1970an sampai tahun 1999 yang masih menggunakan kertas hvs dalam melukis maka dapat dijabarkan cara pembacaan karyanya yang persis pada relief candi dan wayang beber. Sebenarnya cara baca damar kurung ada dua macam sebagaimana diungkapkan Ika Ismurdyahwati seorang mahasiswa pasca sarjana Fakultas Senirupa dan Desain ITB yang pernah meneliti lukisan Mbah Masmundari : Jenis Lukisan Sakral dan Jenis Lukisan Profan. Jenis Lukisan Sakral bercerita tentang dunia sakral, upacara-upacara keagamaan, legenda-legenda dll. Sedang Jenis Lukisan Profan lebih bersifat lukisan keseharian seperti 17 agustusan, pasar bandeng, manten dll.

Dalam melukis Mbah Masmundari membagi bidang lukisan dalam dua atau tiga bidang mendatar. Kalau kita sebut saja satu bidang datar sebagai sebuah sekuen cerita maka untuk jenis lukisan sakral cara membacanya dari sekuen teratas sampai terbawah. Masing-masing sekuen dibaca dari kanan ke kiri. Jadi dari sekuen teratas dibaca dari kanan ke kiri terus turun ke sekuen bawahnya dibaca dari kanan ke kiri begitu seterusnya. Untuk membaca urutan cerita di masing-masing bidang sisi damar kurung kita harus berputar ke kanan atau melawan arah jarum jam. Jadi kita baca dulu satu sisi dengan cara di atas lalu beralih ke sisi kanan dari yang kita lihat begitu seterusnya.

Sedangkan dalam jenis lukisan profan yang bercerita tentang keseharian membacanya dari sekuen terbawah lalu ke sekuen atasnya. Masing-masing sekuen dibaca dari kanan ke kiri. Untuk urutan ceritanya dari masing-masing sisi dapat dimulai dari mana saja (dream time).

Pakem-pakem lain dalam damar kurung adalah tuan rumah, bepergian, selalu di sisi kanan menghadap kiri sedang tamu, datang, selalu di sisi kiri menghadap ke kanan. Seperti dalam lukisan tentang pemilu yang diabadikan dalam buku “PILKADA LANGSUNG DAM MASA DEPAN DEMOKRASI“ tulisan Ir. Ach. Nadlir didapati lukisan orang-orang yang datang di TPS-TPS menghadap ke kanan sedang petugas PPS menghadap ke kiri. Dan untuk melukiskan kepulangannya orang-orang digambar menghadap ke kiri.

Ada satu yang unik saat lukisan itu dipesan sebelum jadi, Syaikhu berpikir bagaimana menggambar orang mencoblos di dalam bilik. Ternyata dengan lihainya Mbah Mundari melukis dengan menyingkap kain biliknya sehingga terlihat jelas orang yang sedang mencoblos. Teknik ini yang dikenal dengan ‘Sinar X’ dimana sebuah lukisan digambarkan sisi dalamnya secara utuh.

Berbeda dengan lukisan damar kurung masa kini yang dimulai sekitar tahun 1999 menggunakan media fiberglass yang sebelumnya menggunakan kertas hvs. Dalam lukisan fiberglass alias mika Mbah Mamundari melukis diatas media fiberglass bening diberi warna lalu ditutup cat putih dan dipasang di kerangka kayu yang dulunya menggunakan bambu. Dalam pemasangan fiberglass lukisan diletakkan di sisi dalam kerangka damar kurung berbeda dengan di kertas hvs yang lukisannya di letakkan di luar sisi. Karena pemasangan lukisan di sisi dalam itu maka lukisan damar kurung di media akrilik jadi terbalik.

Dengan keterbalikan lukisan ini maka cara pembacaannyapun jadi ikut terbalik. Pada lukisan sakral membacanya dari sekuen teratas dan dibaca dari kiri ke kanan bukan dari kanan ke kiri seperti pada kertas. Sedang lukisan profan dibaca dari sekuen terbawah dari kiri ke kanan seterusnya ke sekuen teratas.

Dengan pakem-pakem seperti ini Syaikhu berharap mereka yang ingin mempelajari teknik lukisan damar kurung tetap berpegang pada pakem. Karena pada dasarnya pakem-pakem itu ada bukan untuk membatasi pengungkapan ide. Mbah Masmundari mampu melukiskan apa saja dari cerita Nyonya Muluk yang magis legendaris sampai lukisan masa kini seperti traktor, crane dan bolduser yang diberi judul proyek yang kini dikoleksi Kantor DPRD Kab Gresik.


Cara Membaca Damar Kurung

DAMAR KURUNG
KERTAS
AKRILIK
Cerita Sakral
Arah lihat dari atas ke bawah dari kanan ke kiri
Urutan bercerita dari kanan ke kiri
Arah lihat dari atas ke bawah dari kiri ke kanan
Urutan bercerita dari kanan ke kiri
Cerita Profan
Arah lihat dari bawah ke atas dari kanan ke kiri
Urutan bercerita dapat dimulai dari mana saja (dream time)
Arah lihat dari bawah ke atas dari kiri ke kanan
Urutan bercerita dapat dimulai dari mana saja (dream time)


Bahasarupa Damar Kurung
Cara Pengungkapan : Naturalis dari kepala sampai kaki, sudut wajar, sinar X, aneka kejadian baik yang lama maupun baru.
Tata Ungkapan Dalam : Naturalis stilasi digeser, sejumlah latar, tepi bawah garis tanah, tampak khas.
Sekuen : beberapa sekuen.
( Sumber : Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca Jawa Timur )

Sumber : syaikhubusiri.com