Awalnya peneliti mengira kedalaman gua Hranicka Propast hanya 200 meter, namun ekspedisi yang melibatkan robot menunjukkan gua ini dua kali lipat lebih dalam.
Tim peneliti di Republik Ceko menemukan gua bawah air terdalam di dunia. Penyelam Polandia kawakan, Krzysztof Starnawski,memimpin tim ekspedisi Republik Ceko-Polandia pada 27 September dan menemukan gua kapur sedalam 404 meter. Kedalaman gua tersebut mengalahkan rekor sebelumnya, gua Pozzo del Merro di Italia yang dalamnya mencapai 392 meter.Starnawski menjelajahi gua Hranická Propast di Republik Ceko pertama kali pada tahun 1999. Formasi batu kapur di gua tersebut berkembang secara aneh dan mengindikasikan bahwa gua mungkin lebih dalam dari yang diperkirakan. Di gua tersebut, air panas jenuh dengan karbondioksida menggelegak seperti gunung berapi mengikis bebatuan dari bawah hingga atas. Tim mengatakan bahwa air panas tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal jika mengenai kulit.
Dua tahun silam, Starnawski pernah menyelami gua ini dan mencapai kedalaman 200 meter. Awalnya, ia mengira itu adalah dasar gua, ternyata ia menemukan celah sempit yang membentuk terowongan vertikal nan gelap gulita dan dikelilingi oleh kapur kasar.
“Bukan robot yang melakukan pekerjaan ini, melainkan kita. Kita, manusia, tetap perlu mengarahkan kemana robot harus pergi”Tahun lalu, Starnawski kembali ke Hranická Propast dan menemukan celah sempit tersebut telah runtuh, sehingga terowongan terbuka semakin lebar.
“Saya menyelam hingga kedalaman sekitar 200 meter, untuk memberikan titik mulai yang bagus bagi robot ROV untuk mencapai bagian terdalam dari gua,” kata Starnawski. Setelah melepas ROV, ia pun kembali ke permukaan gua dan tim memantau ROV hingga robot itu mencapai titik maksimal: 404 meter.
Starnawski mengatakan bahwa ROV telah lulus uji coba dan mendapat sertifikasi dari komisi kedua negara tersebut, sehingga ia dan timnya yakin bahwa pengukuran ROV 100 persen akurat.
Meskipun bagian terpenting dalam ekspedisi ini dikerjakan oleh robot, Starnawski mengatakan, “Bukan robot yang melakukan pekerjaan ini, melainkan kita. Kita, manusia, tetap perlu mengarahkan kemana robot harus pergi,” pungkasnya
*sumber
national geographic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar